Enter your keyword

Kesibukan Tidak Menghalangi Restu Mahesa Lulus dari Program Studi Doktor Sains Manajemen SBM ITB

Kesibukan Tidak Menghalangi Restu Mahesa Lulus dari Program Studi Doktor Sains Manajemen SBM ITB

Kesibukan Tidak Menghalangi Restu Mahesa Lulus dari Program Studi Doktor Sains Manajemen SBM ITB

[:IN]Restu

Restu Mahesa, atau biasa disapa Pak Restu tertarik mengambil kuliah di Program Doktor Sains Manajemen karena keinginannya dapat memberikan kontribusi yang lebih baik tempatnya bekerja. Akhirnya pilihan jatuh pada Program Doktor Sains Manajemen Sekolah Bisnis Manajemen ITB. Pak Restu memiliki latar belakang pendidikan S1 di ITB Jurusan Teknik Sipil dengan konsentrasi di Transportasi , dan Program Magister Manajemen di sebuah PTS di Jakarta.

Di tengah kesibukannya sebagai Direktur di sebuah perusahaan properti yang berkantor di Jakarta, Pak Restu tidak mengalami hambatan berarti dalam melalui perkuliahan di SBM pada tahun pertama dan kedua, selain karena waktu kuliah, tempat kuliah dan tempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki weekend-class sehingga pekerjaan di kantor tidak terganggu.

Pada tahun pertama dan kedua, Pak Restu telah mulai menyusun SOTA (State-of-The Art), dan kemudian dilanjutkan dengan penulisan proposal disertasi (research proposal). Hambatan mulai datang ketika masuk pada tahun ketiga. Dengan tekad yang kuat, proses pengolahan data-data dan penulisan disertasi dilakukan setelah jam kerja di kantor usai, kemudian dilanjutkan denganmengerjakan di rumah pada malam hari, bahkan bisa hingga menjelang waktu subuh. Hari libur kerja saat weekend pun, saat-saat waktu bersama keluarga selalu diselingi dengan mengerjakan analisa dan menulis disertasi. Beruntung dukungan keluarga total sehingga membantu Pak Restu lebih cepat dalam menyelesaikan studinya.

Akhirnya disertasi berjudul “Platform Ecosystems for Smart Cities: Case Study in Indonesia” berhasil dirampungkannya dengan membangun sebuah konseptual model dan kemudian menguji 12 (dua belas) hipotesa dari model tersebut dengan survey yang melibatkan 1021 responden di 6 (enam) kota Smart City Indonesia di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pilihan jatuh kepada keenam kota itu karena sangat menantang dari keilmuan dan juga kebaharuannya. Pak restu juga berhasil menulis dua jurnal yang terindeks Scopus Q1 dan Q2 dan dipublikasi dalam tahun kedua dan tahun ketiga, yang memuat topik mengenai dataset Smart City di Indonesia dan Implementasi Smart City dalam mengatasi urban challenges di bidang traffic engineering dari publisher Elsevier dan Praise Worthy Prize. Tak lepasnya Pak Restu mengucap syukur atas dukungan dari Promotor dan Co-Promotor yaitu Bapak Gatot Yudoko, Ph.D., dan Bapak Yudo Anggoro, Ph.D sehingga berhasil melewati tahapan yang sulit sekalipun.

Pak Restu sedikit membuka kiat sukses dalam menulis jurnal. Beliau menyarankan untuk memilih publisher yang bereputasi (seperti Elsevier, Springer, Taylor & Francis, Sage dan Wiley) karena proses review yang sangat tepat waktu. Komunikasi dengan program studi untuk memastikan bahwa Jurnal dan Publisher yang dituju tidak termasuk ke dalam “Beall’s list” dan daftar jurnal predatory dari DIKTI. Tak lupa juga tema yang diajukan harus orisinil dan manuskrip tidak sedang dimasukkan ke jurnal lainnya. Tidak ada yang dapat menjamin jurnal yang dikirimkan akan langsung diterima karena akan melalui proses review yang biasanya sangat ketat untuk Jurnal berindeks tinggi (Q1 dan Q2). Perbaikan atas masukan dari para reviewer (double-blind reviewer) harus dikerjakan dengan teliti dan merespon seluruh masukan yang diterima. Namun, bilamana merespon dengan teliti dan mengikuti semua arahan Editor, semua akan mudah untuk melaluinya.

Lulus Program Doktor Sains Manajemen ini saat berada di tengah pandemi tentunya memiliki tantangan tersendiri bagi penyuka membaca buku, travelling yang juga senang mempelajari kebudayaan dan keunikan daerah dan negara lain ini, melalui Sidang secara daring yang dirasakannya sangat meringankan beban dan membantu dalam menyelesaikan studinya secara tepat waktu. Untuknya yang terbiasa dengan hiruk pikuk ibukota, selama kuliah di ITB memberikan nuansa alami yang jarang didapatkannya. Pohon-pohon besar yang rindang dan suasana perpustakaan di kampus, mendukung untuk belajar dan menuntut ilmu. Dosen dan promotor yang sangat ramah dirasakannya betul selama menjadi mahasiswa. Juga materi perkuliahan yang diajarkan di SBM ITB merupakan hal yang paling baru dan state-of-the-art, sehingga dapat terus terpacu untuk maju belajar hal-hal yang baru terus menerus.

Semua hasil kerja keras Pak Restu terbayar sudah dengan predikat “Cum Laude” yang diraihnya. Selepas lulus, Pak Restu akan kembali ke tempatnya bekerja sebagai Direktur di salah satu properti developer terbesar di Indonesia, dan berharap dapat dapat memberikan kontribusi yang lebih baik sesuai dengan keinginannya.

Setiap manusia diberikan Tuhan waktu yang sama setiap hari, selama 24 jam. Pak Restu adalah bukti nyata kekuatan manajemen waktu. Fokus adalah aspek yang dimiliki dalam mengefektifkan manajemen waktu. Fokus dalam mengerjakan tugas dan membuang sementara pikiran-pikiran lain yang dapat menghambat proses penyelesaian tugas. Dengan fokus menyelesaikan satu tugas sebelum beralih ke tugas selanjutnya, tentunya manajemen waktu yang lebih efektif akan diperoleh.

Kuncinya terletak bukan pada bagaimana menghabiskan waktu, namun dalam menginvestasikan waktu.” – Stephen R. Covey

Penulis : Ani Hamidah

 

restu2

Selesai Mempertahankan Disertasi pada Sidang Terbuka Daring

 

restu3

Di jepang, belajar kebudayaan dan japan smart city- fujisawa, 2017

 

restu4

Di New Zealand, mengikuti International Conference, di University of Wellington – Victoria, 2018

 

restu5

Di swedia, belajar kebudayaan dan european smart city, 2019

[:]

X